JATIMTIMES - Warga Malang Raya bakal segera menikmati moda transportasi publik baru. Trans-Jatim direncanakan segera melakukan uji coba jalur Terminal Hamid Rusdi Kota Malang hingga Terminal Batu, sebuah rute strategis yang diharapkan mampu menjadi solusi kemacetan sekaligus memberi pilihan transportasi masal yang lebih nyaman.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang Widjaja Saleh Putra mengungkapkan bahwa skema Trans-Jatim sudah dipaparkan oleh Dishub Provinsi Jawa Timur. Kendati begitu, masih ada sejumlah titik teknis yang menunggu kesepakatan bersama.
Baca Juga : Belajar dari Kasus Daerah Lain, Kota Malang Perketat Pengawasan Makan Bergizi Gratis
“Rute dan skema operasional sudah dijelaskan Dishub Provinsi. Namun masih ada satu jalur yang belum ada kata sepakat karena belum dipahami 100 persen,” ujar Widjaja, Sabtu (27/9/2025).
Munculnya keberatan dari sebagian sopir angkutan kota (angkot), menurut Widjaja, merupakan hal wajar. Ia menilai dinamika itu terjadi lantaran sebagian sopir belum sepenuhnya memahami sistem yang akan dijalankan.
“Itu bagian dari dinamika. Teman-teman paguyuban sopir belum tahu persis skemanya, jadi bertanya-tanya. Kalau bahasa Jawa-nya, gak strantan akhire. Apalagi jalur Kabupaten Batu sedikit, sementara di Kota Malang jalurnya panjang dan berdiri sendiri,” jelasnya.
Dishub berkomitmen terus melakukan komunikasi intensif agar Trans-Jatim bisa hadir tanpa mengorbankan keberlangsungan angkutan konvensional.
Berdasarkan data yang diterima, bus Trans-Jatim bakal menempuh jalur padat dengan sejumlah titik vital. Rute dimulai dari Terminal Hamid Rusdi Kota Malang lalu melewati Jalan Mayjend Sungkono – Jalan Ki Ageng Gribig (exit tol Pakis) – Jalan Danau Jonge (Velodrome Utara) – Jalan Danau Toba – Jalan Ranugrati – Jalan Mayjen M. Wiyono – Jalan Terusan Kesatrian – Jalan Hamid Rusdi – Jalan Panglima Sudirman – Jalan Trunojoyo (Stasiun Malang) – Jalan Kertanegara – Jalan Majapahit – Jalan Raya Lawang Malang (Kayutangan Heritage) – Jalan Semeru – Jalan Arjuno – Jalan Kawi – Jalan Besar Ijen – Jalan Bandung – Jalan Veteran – Jalan Raya Sumbersari – Jalan Gajayana – Jalan MT Haryono – Jalan Tlogomas – Terminal Landungsari.
Dari Landungsari, bus bergerak ke arah Batu melewati Jalan Raya Sengkaling – Jalan Sidomakmur – Jalan Raya Sumbersekar – Jalan Diponegoro – Jalan Raya Junrejo – Jalan Raya Tlekung – Jalan Raya Oro-Oro Ombo – Jalan Agus Salim – Jalan Imam Bonjol – Jalan Patimura – Jalan Dewi Sartika hingga berakhir di Terminal Batu.
Rute ini melintasi titik-titik strategis Kota Malang mulai dari kawasan pendidikan, perdagangan, pusat kota, hingga destinasi wisata menuju Batu.
Baca Juga : Film Pengkhianatan G30S/PKI Tayang Malam Ini di TV, Catat Jadwalnya
Widjaja menegaskan, kehadiran Trans-Jatim akan membawa dampak positif bagi mobilitas masyarakat. Selain mengurangi kepadatan lalu lintas, transportasi publik ini juga dipandang sebagai kebutuhan utama warga Malang Raya.
“Trans-Jatim ini memang kebutuhan transportasi publik. Harapannya bisa menjadi solusi kemacetan dan alternatif perjalanan warga, apalagi rutenya menghubungkan pusat Kota Malang hingga Batu,” jelasnya.
Saat ini, Trans-Jatim sudah beroperasi di tiga koridor utama, koridor I yakni Sidoarjo – Surabaya – Gresik, koridor II yakni Mojokerto – Sidoarjo – Surabaya dan koridor III yakni Mojosari – Pacet – Cangar – Batu.
Untuk koridor Malang–Batu ini, Pemprov Jatim menargetkan uji coba operasional pada awal 2026, dengan tarif tetap terjangkau Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 bagi pelajar/mahasiswa.
Jika berjalan lancar, Trans-Jatim Malang–Batu diyakini tidak hanya menjadi solusi transportasi, tetapi juga motor penggerak pariwisata Malang Raya yang semakin kompetitif.