JATIMTIMES – Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN) mencatat momen istimewa saat menyerahkan penghargaan kepada salah satu tokoh muda Nahdliyin paling inspiratif saat ini, Gus Muhammad Iqdam Kholid atau yang akrab disapa Gus Iqdam. Pengasuh Pondok Pesantren Sabilu Taubah Blitar ini menerima apresiasi sebagai Tokoh Muda Nahdliyin Inspiratif versi FJN.
Momen penganugerahan ini semakin berkesan ketika para perwakilan FJN mendapatkan kehormatan, yakni diajak langsung untuk "Ngaji Bareng" bersama ribuan jamaah dan bahkan berada satu panggung dengan Gus Iqdam. Kehadiran FJN di panggung megah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah menjadi saksi atas kedekatan dan apresiasi yang terjalin.
Dalam sesi pengajian yang penuh antusiasme, Gus Iqdam menyampaikan kajian tentang keutamaan ilmu, keutamaan belajar, dan keutamaan mengajar. Dengan gaya bahasa yang khas dan merangkul, dia menggarisbawahi betapa mulianya kedudukan orang yang berilmu di mata Allah SWT.
"Gusti Allah menjelaskan bahwa kedudukan orang berilmu itu satu tingkat di bawah malaikat. Artinya, kedudukan orang berilmu ini luar biasa, hanya selisih satu tingkat di bawah malaikat," tegas Gus Iqdam, disambut anggukan jamaah.
Lebih lanjut, Gus Iqdam mengingatkan janji allah yang termaktub dalam Al-Qur'an: "Allah berjanji, siapa orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya lebih tinggi oleh Allah." Ini menjadi motivasi kuat bagi para santri dan generasi muda untuk terus mencari ilmu
Pencerahan lebih lanjut disampaikan Gus Iqdam dengan mengutip pandangan salah satu sahabat Nabi, Imam Ibnu Abbas.
"Imam Ibnu Abbas mengatakan kedudukan ulama, kiai, orang-orang yang berilmu bahkan berada di atas orang beriman yang mana derajatnya selisih 700 derajat. Satu derajatnya seperti perjalanan 500 tahun," jelas Gus Iqdam, memberikan gambaran betapa mulianya kedudukan orang berilmu
Menanggapi fenomena di era modern, Gus Iqdam turut menyentil isu yang sering dilontarkan kepada para santri. "Lah, kok di zaman sekarang, para santri memuliakan ulama dan kyai kok dituduh feodal? Padahal, Gusti Allah sendiri sangat memuliakan orang berilmu, yaitu ulama dan kyai," ujar Gus Iqdam.
Baca Juga : Respons Tantangan Zaman, Fraksi-fraksi DPRD Jatim Kompak Dukung Revisi Perda Trantibum
Pernyataan ini seolah menjadi tamparan halus bagi pihak yang salah mengartikan takzim (penghormatan) santri kepada guru sebagai budaya feodalisme. Gus Iqdam menekankan bahwa penghormatan tersebut adalah manifestasi dari pemahaman ajaran agama yang menempatkan ilmu dan ulama pada tempat yang sangat terhormat, sesuai dengan janji dan ketetapan Allah SWT.
Kehadiran FJN dalam majelis tersebut bukan hanya sebagai pemberi penghargaan, namun juga sebagai saksi langsung atas pengaruh besar Gus Iqdam dalam menyebarkan ilmu dan inspirasi kepada generasi muda Nahdliyin.
Gus Iqdam juga mengapresiasi adanya FJN. Yakni, sebagai tempat atau wadah perkumpulan jurnalis dengan latar belakang amaliah Aswaja Annadliyah untuk terus mendukung atau mensupport para tokoh-tokoh NU dan kemudian menyebar luaskan narasinya secara positif.
"Tim medsos saya harus belajar dan meniru dari apa yang telah dilakukan teman-teman FJN ini," imbuhnya.
