JATIMTIMES -Di tengah gemerlap panggung malam puncak Pemilihan Duta Golkar 2025–2027, pada Minggu (26/10/2025) sorak sorai penonton pecah ketika dua nama diumumkan yaitu Dilla Febriana Ginting dan Dhomas Aji Dharmawan sebagai pemenang.
Dilla, mahasiswi semester lima Politeknik Negeri Jember asal Kelurahan Kotakulon, dan Dhomas, pemuda dari Kecamatan Tenggarang, telah menyandang gelar Duta Golkar Bondowoso. Bagi keduanya, gelar itu bukan sekadar simbol prestise, melainkan tanggung jawab untuk membawa semangat baru di dunia politik.
Baca Juga : Wagub Emil Jawab Sederet Pertanyaan DPRD Jatim soal Revisi Perda Penanggulangan Bencana
“Awalnya saya cuma ingin mencoba hal baru. Tapi setelah ikut karantina dan pembekalan, saya sadar bahwa politik tidak seburuk yang banyak dibayangkan,” tutur Dilla dengan mata berbinar.
Setelah mengikuti serangkaian Duta Golkar, baginya politik justru bisa menjadi ruang untuk anak muda menyuarakan gagasan dan membawa perubahan. Ia terinspirasi dari para Duta Golkar sebelumnya yang aktif di berbagai kegiatan sosial dan kepemudaan.
“Anak muda tidak boleh anti terhadap politik. Kalau kita menjauh, siapa yang akan membawa ide segar untuk daerah kita sendiri?” katanya mantap.
Sementara Dhomas memilih jalannya sendiri dengan pendekatan yang lebih membumi. Ia ingin masa baktinya sebagai duta diisi dengan kegiatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Saya ingin ikut turun ke lapangan, membantu lewat kegiatan sosial. Itu cara saya berkontribusi,” ujarnya singkat namun penuh makna.
Kini, Dilla dan Dhomas tak lagi sekadar dua anak muda biasa dari Bondowoso. Mereka telah menjadi simbol semangat baru bahwa politik bisa ramah, inklusif, dan penuh ruang bagi kreativitas generasi muda.
Sementara Ketua DPD Partai Golkar Bondowoso, Ady Kriesna, mengaku bangga melihat antusiasme generasi muda yang ikut ajang tersebut. Tahun ini, ada sepuluh pasang peserta dari berbagai kecamatan yang telah menjalani karantina dan kelas pembekalan sebelum tampil di malam grand final.
Baca Juga : Akademisi UB Soal Jalan Tembus Griya Santa: Keharusan untuk Konektivitas Kota Malang
Menurut Ady, pemilihan Duta Golkar yang digelar dua tahun sekali itu bukan sekadar kontes, melainkan wadah pembelajaran politik dan kepemimpinan.
“Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa politik adalah sarana untuk mensejahterakan rakyat. Masa depan Bondowoso dua puluh tahun ke depan ada di tangan mereka,” ucapnya.
Selain predikat kehormatan, Duta Golkar juga mendapatkan beasiswa serta fasilitas pengembangan diri dari partai berlambang pohon beringin itu.
“Mereka akan terus diasah, butuh pelatihan public speaking, kepemimpinan, atau keterampilan lainnya, kami siap memfasilitasi. Tujuannya agar mereka tumbuh sesuai potensinya masing-masing,” pungkasnya.
