Penuh Haru, Rektor UIN Malang Serahkan Ijazah untuk Mahasiswi S2 yang Telah Tiada
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
A Yahya
25 - Oct - 2025, 07:12
JATIMTIMES - Sabtu, 25 Oktober 2025, Gedung Sport Center Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang dipenuhi warna toga dan senyum kemenangan. Namun di antara riuh tepuk tangan itu, satu momen membuat seluruh ruangan terdiam. Sepasang orang tua naik ke atas panggung, bukan untuk menerima gelar mereka sendiri, melainkan menyempurnakan perjuangan anak yang telah tiada, Ambar Dyan Susilowati.
Mahasiswi Magister Pendidikan Agama Islam asal Ngawi itu seharusnya duduk di antara ratusan wisudawan lain, menunggu namanya dipanggil dengan bangga. Tetapi nasib berkata lain. Beberapa waktu sebelum hari yang dinanti, takdir menjemputnya dalam insiden. Yang tersisa hanyalah kenangan, dan cinta orang tua yang datang menggantikan langkahnya di atas panggung.
Baca Juga : Cara Daftar Umrah Mandiri 2025: Kini Legal dan Resmi Diizinkan Pemerintah, Berikut Panduannya
Ketika pembawa acara menyebut nama Ambar, suasana mendadak sunyi. Ratusan pasang mata menatap Bapak dan Ibu Prapto yang berjalan pelan ke depan. Tak ada kata yang diucap, hanya isak yang tertahan di dada hadirin. Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si, menyambut mereka dengan air mata yang tak bisa disembunyikan. Ia menyerahkan ijazah itu dengan suara bergetar.
“Ananda Ambar telah menyelesaikan perjuangannya dengan penuh dedikasi. Semoga Allah SWT menempatkannya di tempat terbaik,” tuturnya lembut sambil memeluk Ibu Prapto.
Momen itu membelah hati semua yang hadir. Para anggota senat, dosen, dan lebih dari 800 wisudawan menundukkan kepala, larut dalam keharuan. Di tengah megahnya seremoni akademik, rasa kehilangan itu menjelma jadi doa panjang, doa bagi seorang mahasiswi yang tak sempat merayakan kelulusannya, tetapi meninggalkan jejak perjuangan yang abadi.
Bagi UIN Malang, hari itu bukan sekadar wisuda ke-90. Ia menjadi peringatan tentang makna sejati dari belajar dan berjuang. Tentang cinta orang tua yang tak lekang waktu. Tentang semangat seorang anak yang, meski raganya tak lagi hadir, tetap menjadi inspirasi di setiap sudut kampus hijau itu.
Baca Juga : IPK Tinggi Warnai Wisuda ke-90 Periode VI UIN Maliki Malang: 60 % Sarjana Raih Predikat Cumlaude
Di akhir acara, suara Prof. Ilfi kembali terdengar menembus keheningan. “Selamat jalan, Ambar. Semoga engkau khusnul khatimah dan diterima di sisi Allah SWT,” ucapnya lirih. Ucapan itu disambut dengan doa serempak dari seluruh hadirin, menutup hari itu bukan dengan pesta, melainkan dengan harapan agar perjuangan Ambar terus hidup dalam ingatan banyak hati.
