Refleksi Menuju Seperempat Abad Daerah Otonom, Pokja Kota Batu Siap Kolaborasi Demi Pembangunan Terarah

14 - Oct - 2025, 03:00

Sarasehan Pokja Kota Batu menuju seperempat abad Kota Batu sebagai daerah otonom digelar jelang hari jadi ke-24 di Graha Pancasila Balai Kota Among Tani.(Foto: Prasetyo Lanang/JatimTIMES)

JATIMTIMES - Kota Batu sedang menuju usianya yang ke 24 pada bulan Oktober ini. Sebagai langkah penting menyambut itu, Pemerintah Kota (Pemkot) bersama dengan Kelompok kerja (Pokja) Peningkatan Status Kota Batu menggelar Sarasehan Pokja pada Selasa (14 Oktober 2025). Pertumbuhan dan perkembangan Kota Batu sebagai daerah otonom menjelang seperempat abad menjadi topik hangat yang direfleksikan.

...

Dalam forum tersebut, para tokoh Pokja menegaskan pentingnya komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha untuk menjaga karakter Kota Batu sebagai kota wisata yang tetap berwawasan lingkungan dan bernuansa desa.

Baca Juga : Dorong Perempuan Lebih Berdaya dan Setara, Mbak Wali Lantik Ketua Umum dan Pengurus GOW Kota Kediri Masa Bakti 2025-2030

Ketua Panitia Sarasehan Sumarsono menyampaikan, bahwa Pokja siap berkolaborasi dengan pemerintah untuk memperkuat arah pembangunan Kota Batu. Yang mana agar tetap berlandaskan cita-cita dan gagasan pendiriannya.

"Kalau Pokja mau tanggung jawab dan mau komitmen untuk peningkatan status Kota Batu, kita perjuangkan pemajuan dan pembangunan yang semestinya," ujarnya.

Ia juga menegaskan, bahka Kota Batu dikenal sebagai kota yang asri. Maka daerah sendiri harus dilindungi. Baginya, kontribusi pemikiran dan perjuangan gagasan Pokja harus terus ada dan bisa berkolaborasi dengan pemerintah daerah.

"Kami harap ke depan bisa memperbaiki Kota Batu. Kolaborasi bermitra dengan pemerintah, dan semoga Cak Nur dan Mas Heli bisa menjalankan kebijakan sesuai visi misi yang bertujuan baik untuk masyarakat," tambahnya.

Ketua Presidium Pokja Peningkatan Status Kota Batu Andrek Prana merefleksikan pertumbuhan kota dari masa ke masa. Ia menyampaikan apresiasi terhadap seluruh pemimpin pendahulu yang berkarya untuk daerah. Sekaligus, ia mengingatkan pentingnya arah pembangunan yang lebih terencana dan berkelanjutan.

"Kami mengapresiasi pemimpin-pemimpin kita terdahulu. Tapi kami juga cemas melihat perkembangan Kota Batu sekarang dengan bangunan tinggi, hotel, apartemen, jalan beton, semua tampak tanpa konsep matang," ungkap Andrek.

Dikatakannya, hasil kajian Pokja menunjukkan bahwa Kota Batu belum memiliki konsep pembangunan yang permanen dan terarah. Karena itu, ia menegaskan perlunya perlindungan terhadap wilayah hijau agar karakter alam Kota Batu tetap terjaga.

Andrek berujar, porsi pemikiran Pokja adalah memberikan ruang proteksi agar Kota Batu memiliki visi pembangunan yang tidak ugal-ugalan tapi semakin berdampak pada masyarakat. Ia menyebut, 60 persen wilayah Kota Batu harus tetap berupa hutan, sawah, dan lahan hijau. Jika tidak terjaga, kerusakan akan terus berulang.

"Kami berharap pemerintah menetapkan konsep permanen agar Kota Batu tetap bernuansa desa dan ramah lingkungan. Kami minta investasi dibatasi dan diarahkan, daerah ini tetap jadi kota bernuansa desa yang terjaga," tegasnya.

Baca Juga : Temuan DPRD Jombang saat Sidak Proyek Pasar Ploso

Pokja menyoroti beberapa tantangan yang perlu segera diatasi, seperti masalah kemacetan lalu lintas dan pengelolaan sampah yang belum maksimal. Kedua isu ini dianggap krusial dan membutuhkan solusi yang komprehensif serta partisipasi aktif dari seluruh masyarakat.

Pokja berharap, peringatan menuju seperempat abad Kota Batu sebagai daerah otonomi dapat menjadi momentum penting untuk terus berbenah dan meningkatkan kualitas hidup warganya.

...

Di tempat yang sama, Wali Kota Batu Nurochman mengungkapkan bahwa peran Pokja sangat penting bagi Kota Batu. Utamanya kontribusi pemikiran untuk pembangunan dan keberlanjutan daerah yang baik.

"Sebab apapun kebijakan pemerintah ke depan, ada fakta-fakta data yang itu menjadi landasan berdirinya Kota Batu yang merupakan sebuah proses panjang. Sebagai kota definitif, ada potensi yang dikelola. Kepemimpinan sebelumnya jadi pondasi yang telah diletakkan pendahulu kita," ungkapnya.

Dikatakan, karakteristik dan jati diri daerah menjadi penting sebagai tuas rem pemerintah dalam pembangunan. Wali Kota asal Desa Sumberejo itu menyebut, Kritik dan rekomendasi-rekomendasi Pokja terus jadi pertimbangan arah kebijakan Pemkot Batu ke depan.

"Karena tanpa itu akan keluar dari apa yang dicita-citakan pendiri. Ini jadi komitmen kita unuk implementasi visi dan misi kami, untuk kemudian diarahkan sesuai apa yang jadi karakteristik Kota Batu. Dari pariwisata, Kota yang berkembang tapi mencintai lingkungan," tambah Nurochman.(Adv)